Mungkin seharusnya ini jadi posting
maaf-maafan, minal aidzin, ataupun muhasabah tentang ramadhan sebulan kemarin. Tapi
nyatanya, aku malah posting hal yang rada absurd kayak gini. Oke deh,
daripada intronya makin gak jelas, mending langsung nulis aja apa yang aku
maksud.
Unforgettable Ramadhan
Buatku Ramadhan tahun ini emg unforgettable
banget, diawalin sama kata MAAF dari SBMPTN dan diakhiri dengan kata SELAMAT
dari Diploma IPB. Yaah, Ramadhan ini ada banyak permohonan dan doa yang aku minta,
ada banyak harapan yang aku harapkan, ada banyak soal-soal yang harus aku
telen. Ada banyak waktu dan tenaga yang aku habiskan hanya untuk mendapat kata SELAMAT.
Dan tanpa sadar aku “hanya” membuang waktuku untuk hal itu, membuang waktu
untuk doa penuh ambisi itu. ambisi untuk mendapat gelar MAHASISWA.
Yah, dan akhirnya? Ramadhanpun berlalu. Aku
hanya bisa merenung tentang amal apa yang udah aku lakuin, rasa-rasaya kok..
yaa yang kayak aku bilang tadi. Semuanya “hanya” tentang mengejar kata SELAMAT.
SELAMAT dan SELAMAT. Kenapa aku juga gak ngelakuin hal lain kayak ngapalin
al-qur`an, baca buku-buku yang sudah menunggu untuk dibaca, buat karya minimal
cerpen, artikel, curhatan atau apapun gitu yang bermanfaat. Yah, lagi-lagi aku Cuma
bisa merenung dan balas melambaikan tanganku sama Ramadhan yang udah pergi
sambil berharap tahun depan kita semua ketemu lagi.
Ah, Ramadhan. Rasanya baru tahun kemarin aku
merasakan Ramadhan pertama bersama mereka. Makhluk-makhluk ajaib dari kerajaan
Sagacious, makhluk-makhluk ajaib bernama angkatan pertama yang memiliki dunia
kecil sendiri lalu lebaran dirumah, mudik, dan kembali bertemu mereka dengan
sejuta cerita dan sejuta oleh-oleh. Tapi tahun ini? kami semua berpencar,
menyebarkan ide-ide islam di kampus masing-masing, berjuang mengenalkan islam
di kampus masing-masing. Dan itulah perjuangan yang sesungguhnya. Berjuang ditengah-tengah
masyarakat dan kehidupan umum.
Dan aku ? Aku juga berjuang di Diploma IPB, gak
ngerti deh kenapa akhirnya “terdampar” disini. Tapi faktanya begitu. Awalnya aku
berfikir seru juga berjuang sendirian (dari indantama maksudnya) mungkin ada something
beda gitu. Tapi akhir-akhir ini? aku malah merasa agak gimana gitu, kok rasanya
sedih yaa berjuang tanpa kalian, karena yaa sejauh ini aku bahkan belum nemuin
temen cewek yang pake jilbab juga kayak aku. Aku merasa, jiwa saing atau
mungkin ambisi beberapa diantaranya sangat besar dan belum lagi “sesuatu” yang
membuatku merasa entahlah.. rasanya. akhir-akhir ini aku bahkan berpikir untuk
mundur dari sana, mungkin pindah ketempat lain, atau mungkin mengulang tahun
depan. Tapii bukankah ini semua hasil kerja kerasku selama ini, bukankah ini
jalan terbaik yang sudah Allah kasih untukku? Dan bukankah ini juga salah satu
hal yang aku impikan setelah Psikologi? Aah, berpikir tentang itu semua rasanya
aku dibalikin lagi sama materinya pak karebet tiap awal tahun. Tentang mimpi
besar dan tentang menghadapi atau menghindari tantangan dan pastinya semuanya
ada resikonya. Iya kan ?
Aah, Six sense, saga. Kok kayaknya aku jadi
pengen balik lagi kemasa-masa bareng kalian dulu. Ngg.. oke.. bismillah aku
memutuskan untuk maju dan menghadapi semuanya karena aku punya kalian
teman-teman yang baik, yang bakal bantuin aku kapanpun, kan kita sodara . Iya
kaan ? Hehe *maksa* karena aku punya
mereka, orang-orang yang selalu mendukungku dan yang paling penting aku punya
Allah Yang Maha Besar, Maha Berkuasa, Maha Penyayang, Maha Baik, dan semuanya..
Hmm.. Maap yaa ini malah jadi ajang curhat. Tapi
gpp kan ? hehe
Dan akhirnya. Aku mau bilang Minal Aidzin Wal
Faizin, semoga semua amal ibadah kita semua di bulan Ramadhan diterima, semoga
ini jadi Ramadhan terakhir tanpa Khilafah. Dan semoga suatu hari nanti kita
dipertemukan lagi sama Allah. Dimanapun itu, dan berkumpul di Syurga-Nya. Amiin.
Oh ya, makasih juga untuk tiga tahun terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar