“...Saya tidak
setuju dengan pendapat anda, menurut saya teori Darwin adalah teori yang tidak
masuk akal..”
“Interupsi,
bagaimana mungkin anda berkata seperti itu padahal anda mengetahui jika
bukti-bukti penemuan itu ada.” Aku mengangkat tanganku sambil menatap tajam
cewek didepanku.
“Oh, itu
jelas sekali apakah pernah anda menemukan monyet yang berevolusi menjadi
manusia, lagipula anda tahukan manusia pertama didunia adalah nabi adam dan
nabi adam adalah seorang manusia, saya tegaskan sekali lagi manusia.” Ia
membalas menatapku tajam tapi entah mengapa diantara tatapan tajamnya aku
melihat kesedihan.
“Jadi anda
mau bilang kalau semua teori Darwin adalah omong kosong? Dan semua penemuannya
adalah palsu? !”
“Pada
faktanya begitu kan? Lagipula pada zaman dahulu monyet juga sudah ada, dan anda
tahu kan kalau jenis monyet didunia ini tidak hanya satu. Bisa saja yang
ditemukan Darwin adalah fosil monyet jenis A, pada penemuan yang kedua B,
begitu juga seterusnya..”
“Teng.. Teng..
Teng..” Suara bel dibunyikan tiga kali itu artinya waktu habis.
“Wuah seru
sekali sepertinya sampai-sampai saya tidak menyadari waktu yang berlalu, oke
buat kedua tim silahkan bersalaman dan kembali ke tempat masing-masing.”
Seorang MC mempersilahkan kami bersalaman.
Gue menangkupkan tangan didepan dada sambil tersenyum dan sepertinya ia
juga melakukan hal yang sama.
Gue Caprinsa
Reza Dewantara. Kalian cukup panggil gue Reza, gue anak basket dan meskipun
bukan kapten basket gue termasuk anak yang populer tapi bukan gara-gara
prestasi basket yang gue raih melainkan prestasi debat. Yap gue anak debat, gue
suka banget sama yang namanya debat bagi gue debat bukan Cuma bagaimana caranya
agar kita bisa mempertahankan argumen kita, tapi bagaimana kita mempertahankan
argumen, mengalahkan argumen lawan tapi gak kepancing emosi, karena banyak orang kalah
debat hanya karena masalah emosi. Oke, sekarang gue lagi ikut lomba debat
disalah satu universitas islam di kota gue. Oya, cewek yang tadi ngelawan gue
pas debat tadi namanya Cinta atau lebih lengkapnya Fraya Cinta Priscillia. Dia
teman gue bukan lebih dari sekedar teman dia sahabat gue. Kita udah sahabatan
dari kecil mungkin karena orang tua kita dekat kali ya, nyokap dia itu senior
nyokap gue waktu kuliah dan mereka akrab banget.